Kebudayaan

  1. Padoa
    • Tarian Pado'a merupakan kegiatan yang tidak terpisahkan dari ritual adat lainnya seperti Banga Liwu, Buihi dan Hole. Tarian ini biasanya dilakukan pada malam hari sebelum dilakukan kegiatan Buihi besok harinya. Seperti pada umumnya kegiatan Pado'a diawali dengan ritual-ritual adat suguhan sirih pinang dan Kelapa Wangi (Kenana, Kelalla dan Nyiu Wau Mangngi) diatas Batu Persembahan atau Wowadu Turu. Sesudah acara pendahuluan ini lalu Mone Pejo atau tokoh yang dituakan dan dianggap mengerti tata caranya mulai melakukan koordinasi dengan para peserta yang hadir dan sudah siap dengan ketupat yang dibuat dari daun lontar serta berisi kacang hijau untuk diikat di kaki.
    • Dalam Syair yang dilantunkan oleh Mone Pejo berisi puja dan puji kepada Sang Pencipta Alam Semesta dan Para Leluhur yang telah memberikan kesuburan, kemakmuran serta kelimpahan sehingga mereka telah panen hasil tanamannya, baik kacang hijau maupun jagung atau sorgum serta padi.
    • Pandangan masyarakat Sabu sendiri terhadap Pado'a adalah merupakan suatu ajang kebahagiaan terutama kepada pemuda-pemudi yang dibolehkan untuk saling bergandengan satu sama lainnya atau dalam bahasa Sabu Pegai, Pegatti dengan caranya masing-masing.
    • Sedangkan manfaat bagi orang tua acara ini merupakan suatu kesempatan bagi mereka untuk menjajakan jualan hasil kebun/panen. Selain itu juga bagi orang tua kegiatan Pado'a ini juga dijadikan sebagai arena hiburan dan pelepas lelah setelah mereka mengerjakan berbagai aktifitasnya. Kegiatan Pado'a ini biasanya berlansung selama tujuh hari saja dan sesudah acara Hole dilaksanakan oleh tokoh adat lokasi tempat Pado'a itu disiram dengan air gula sebagai pertanda kegiatan Pado'a berakhir.
  2. Ledo Hawu
    • Ledo dilakukan berpasangan pria dan wanita diiringi gong dan tambur serta giring-giring pada kaki pria. Hentakan kaki, lenggang dan pandangan merupakan gerakan utama. Gerakan lain dalam tarian ini ialah gerakan para pria yang saling memotong hemala (klewang) yang menjadi perlengkapan tari para pria. Tarian ini sering disebut sebagai tarian perang memperebutkan arwah yang akan dilepas.
  3. Hoda
    • Merupakan syair/kidung yang berisi pujian dan permohonan kepada Sang Khalik dan para leluhur dalam melaksanakan ritual-ritual tertentu misalnya dalam membangun rumah adat, upacara Tao Leo / prosesi pelepasan awah, upacara Dabba / Wolo Manu.
  4. Habba Ko'o Rai
    • Merupakan persiapan musim tanam, tarian ini menggunakan properti nyiru (nampan) yang berisikan kacang hijau dan sorgum yang dijadikan bibit tanaman untuk musim baru.

In a Nutshell

Savu is located in the Lesser Sundas of eastern Indonesia (Nusa Tenggara Timur) half way between Sumba and Timor. The Savu archipelago includes Savu, Raijua and Dana and gave its name to the sea bordering Flores, Timor and Sumba. The Savu archipelago is part of the Savu Sea Marine National Park, whose aim is the protection and conservation of all types of marine mammals such as whales, dolphins, dugongs and turtles.

The Climate is dry for most part of the year. The rainy season from December to March brings irregular, but heavy rain and its share of floods near the coasts. Due to the scarcity of water the island produces few agricultural goods. It does allow one harvest of corn, mung beans, sorghum, tubers (cassava, taro), and cucurbitaceae (gourds, pumpkin, cucumber). Wet rice is restricted to the fewareas of the island which can be irrigated.

During the six to nine months of the dry season all river beds are dry and water supply is a main concern in the archipelago. The dry season is known here asawe menganga (musim lapar, B.I.), the hungry season. The sap the lontar palm tree provides an essential source of nutrition

Savu has numerous white sandy beaches, protected by reefs. Some beaches played a role in history like the beach between the harbour of Seba and the walled village of Bodo; it served as a landing place for Captain James Cook and his crew in 1770.

The beach of Uba Ae in Mesara hosts the most important ceremony of the year, kowa hole, where a ceremonial boat is launched out to sea.

Uba Ae in Mesara, as well as beaches of Raijua, is visited by surfers.

Gathering of sea food on reefs, small scale fishing activities, gathering of sea salt, sea weeds farming. Sea salt gathering using large shells or lontar containers has been a traditional activity on Savu and Raijua. In the last fifteen years seaweed farming has developed along the west and southeast coasts, bringing a new source of revenue to those living near the beaches.

Things to DO at Sabu Raijua

    • Wisata Alam

      Wisata Alam

      Sabu Raijua memiliki Objek Wisata Alam yang mempesona yang terletak di beberapa titikdestinasi salah satunya adalah Wisata alam Kelabba Madja Di Kec. Hawu Mehara

    • Wisata Bahari

      Wisata Bahari

      Wisata Bahari Sabu Raijua memiliki karateristik Pantai dengan pasir berwarna putih

    • Wisata Budaya

      Wisata Budaya

      Sabu Raijua memiliki obyek wisata budaya yang unik dan menarik seperti perkampungan adat megalitik, dan ritual adat yang dapat menarik perhatian wisatawan baik domestik maupun manc ...

    • Wisata Buatan

      Wisata Buatan

      The megaliths of Savu are natural wonders. They are not burial places, but physical time markers. They were dragged to ritual places from various parts of the island.

    • Kalender Adat

      Kalender Adat

      Each domain of Savu has its own ritual calendar (kalender adat or kew�hu rai, the knots of the land) as well as a specific number for calculating the day of a ritual in the lunar ...

    • Upacara Adat

      Upacara Adat

      A village of origin or rae kepue is (or was) fenced, has a number of houses of the type èmu rukoko, a ritual place and sacred stones

    • Tarian Tradisional

      Tarian Tradisional

      Ceremonies of the adat calendar are linked to the traditional religion Jingi tiu. They are held for the well-being of the population, for connecting people with their ancestors

    • Agama Suku

      Agama Suku

      Traditional houses on Savu bear witness to a rich historical and cultural legacy. Today they still can be seen in all parts of the island, fulfilling their purpose as identity mark ...

    • Tenunan

      Tenunan

      The lontar palm tree has been for centuries the tree of life for the Savunese who drink its sap during the dry season. Every part of the tree is used in everyday life and for cerem ...